Mungkin cuma suatu kebetulan saja bahwa kau adalah seorang Pastor yang kemudian menjadi seorang aktivis dan Bapak ku adalah sebaliknya seorang aktivis yang kemudian menjadi pendeta.
ditahun yang sama pula 90-an kau ataupun bapakku membuat keputusan untuk merubah alur hidup. Kau ada didaerah prabumulih waktu itu, tepat dimana nenekku dan om ku tinggal. bapakku juga sering ke prabumulih. aku cuma beberapa kali. dan satu lagi hutan karet, mungkin saja salah satu korban pemberantasan hutan karet yang kemudian dijadikan lahan sawit adalah om ku. aku begitu merasa dekat sekali dengan kau. aku juga sering bermain dikebun karet ketika dilampung. rumahku bekas rumah sakit, dan disekelilingnya adalah hutan karet. aku sering main adu biji karet dengan teman-temanku. ketika pagi aku hendak berangkat sekolah sudah tercium duluan bau karet disadap sebelum aku sempat mencium tumis buncis yang sering dimasak ibu pagi hari.
itu terjadi ditahun yang mungkin sama ketika kau diculik. 90-an.
itu sebabnya aku merasa dekat sekali denganmu.
ada rentetan peristiwa yang nyaris sama denganmu yang bapakku alami. ditahun yang nyaris sama. aku baca buku mu ini baru-baru saja. aku begitu menyesal kenapa baru sekarang aku baca buku ini. buku ini juga milik bapakku. hadiah dari seorang teman di jambi. disampul buku ditulis satu pesan. "buat mas Gie : Keep Fight untuk orang-orang tertindas" begitu kira-kira tulisan itu. aku lupa soalnya.
wis dulu nama mu. dan sekarang saman. dulu bapakku di panggil Gie, dan sekarang pak pendeta.
hahahahaha....
thanks buat yang nulis novel ini, ayu utami...
No comments:
Post a Comment